Wednesday 16 July 2008

Loyal Voters dan Door to Door

Jakarta, Media Centre – Jajaran pengurus Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) merasa yakin dapat meraih sedikitnya 15 persen suara atau berada pada peringkat lima dalam pemilu 2009. Untuk meraih target perolehan suara yang cukup besar bagi partai baru yang belum genap berumur dua tahun memang bukan pekerjaan mudah. Namun, karena Partai Hanura membidik loyal voters, yang memilih Jendral TNI (Purn) Wiranto dalam pilpres 2004 lalu, maka perolehan 15 persen suara bukan tidak mungkin dapat terwujud. Hal tersebut disampaikan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Hanura, Fachrur Razi, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Selain membidik loyal voters, Partai Hanura juga mengandalkan struktur partai sebagai mesin kampanye raksasa. Menurut Fachrur Razi, pada bulan Nopember 2008 DPP Partai Hanura akan mengirim 650 juru kampanye ke daerah-daerah untuk membuat pelatihan secara bertingkat hingga ke bawah. “Partai Hanura mengandalkan kampanye door to door,” kata Fachrus Razi.
Partai Hanura menyusun struktur kepengurusan partai sampai ke tingkat bawah agar strategi kampanye door to door atau dari pintu ke pintu dapat berjalan efektif. Ujung tombak strategi kampanye ini berada di tingkat rukun tetangga (RT), yang diberi nama Kelompok Penggerak Anggota. Mereka inilah yang bertugas menggalang dukungan arus bawah. Menurut Sekjen Partai Hanura, Yus Usman Sumanegara, Partai Hanura sudah mempunyai pengurus partai di 33 provinsi, 472 kabupaten dan kota, serta 420 kecamatan. Partai Hanura juga akan segera merampungkan pembentukan hingga di tingkat RT.
Selain itu, Partai Hanura juga mendapat dukungan dari organisasi sayap yang berperan membesarkan dan menunjang partai, seperti Perempuan Hanura, Perempuan Hanura, Gerakan Muda Hanura, Perkumpulan Artis Hanura, Tim Advokat Indonesia, Balai Hanura dan lain-lain. Mereka bergerak sesuai dengan kemampuan masing-masing untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat.* (AJ)

KAMI TAK INGIN DIPIMPIN OLEH KORUPTOR


Isu anti-korupsi bukan hanya marak di aras nasional. Di kota kecil macam Prabumulih kesadaran masyarakat pada gerakan anti-korupsi juga bertumbuh. Salah satu organisasi yang terbilang serius menyerukan gerakan anti-korupsi adalah Lembaga Masyarakat Adat (LMA).

Lembaga ini bertumbuh di dusun Prabumulih dan beberapa dusun lain yang menjadi cikal bakal kota nanas ini. Salah satu buah perjuangan LMA adalaha keberhasilan menggiring terlaksananya proses hukum atas dugaan korupsi di proyek pembangunan gedung perkantoran di desa Sindur kecamatan Cambai dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Pembangunan Perkantoran di desa Sindur kecamatan Cambai menyeret Sulaiman Kobil dan Drs. Rahman Djalili, MM sebagai terdakwa.

Selain kasus Korupsi Pembangunan Perkantoran di Cambai ada bebrapa kasus dugaan korupsi lainnya termasuk juga dugaan korupsi pembelian MOBNAS yang sekarang dalam proses peradilan, LMA mempunyai bukti kuat bahwa yang terlibat dalam kasus MOBNAS tersebut adalah Drs.Rahman Djalili, MM yang sekarang menjabat Walikota Prabumulih.